Amalan Mantra Ilmu Kirim Mimpi Basah-Pada awalnya, rahasia menyalurkan birahi lewat mimpi atau yang juga dikenal dengan Ilmu kirim Mimpi Asmaragama ini digunakan oleh pria yang berjauhan tempat tinggalnya dengan sang isteri. Alasan utamanya karena takut sang isteri menyeleweng karena tak terpenuhi nafkah batinnya. Maka dengan begitu si suami mengirimi daya gaib ilmu ini agar sang isteri dalam tidurnya beroleh asmara dengan dirinya.
Dalam perkembangan selanjutnya, ilmu ini banyak yang disalahgunakan. Para pemuda biasa menggunakannya untuk membuat wanita yang diincarnya agar di malam hari bermimpi memadu kasih dengan dirinya. Dengan begitu, lambat laun hatinya akan terbuka untuk menerima cintanya.
Konon, ilmu kirim mimpi asmaragama ini pertama kali diberikan oleh Nyi Roro Kidul kepada Panembahan Senopati, Raja Mataram I. Demikian menurut sejarah yang tidak tertulis. Karena perbedaan alam, untuk memadu kasih diperlukan keselarasan dua jiwa yang berbeda itu (badan jasad dan ruh). Bila Panembahan Senopati rindu pada Nyi Roro Kidul, maka tinggal mengamalkan ilmu ini. Dan malam harinya ia akan bermimpi bersenggama dengan pujaan hatinya.
Pemilik ilmu ini, mengaku mempunyai hubungan khusus dengan Nyi Roro Kidul, yaitu sebagai putera angkat yang ke 9. hal ini di dapatnya ketika dia sedang berziarah di Karang Bolong, Pandeglang, Banten yang bertepatan baru saja dia sedang patah hati karena cintanya di tolak. Yang akhirnya dia diajari ilmu sangat langka ini.
Lalu, apa yang dikerjakan setelah dia mendapat ilmu ini? Hampir setiap malam dia melakukan ritual ini, dan paginya dia selalu tersenyum melihat gadis yang menolak cintanya itu selalu keramas. Dan ketika di sapanya, gadis itu selalu memalingkan mukanya dengan wajah yang memerah saga.
Selama sabulan penuh , dia selalu melakukan ritual ilmu ini. Dan akhirnya si gadis tampak wajahnya pucat, tiap pagi keramas melulu. Karena itu, dia merasa kasihan melihat gadis itu dan akhirnya dia mengulangi lagi pernyataan cintanya ke gadis tersebut dan ternyata si gadis bersedia menjadi kekasihnya dan akhirnya menjadi isterinya.
Bagaimana Ritualnya?? Sebetulnya, ritualnya cukup sederhana. Puasa tapa mbisu (tidak boleh bicara barang sepatah katapun sampai menjelang tidur) pada hari Kamis, di paginya mandi keramas dengan menggunakan kembang tujuh rupa ditambah garam sebanyak tujuh sendok (garam laut) dalam ember.
Sewaktu akan tidur, taruhlah tujuh bunga kantil yang belum mekar. Kegunaan ke tujuh kuntum kantil ini untuk mendongkrak kinerja ketujuh cakra yang ada di tubuh manusia. Ketujuh cakra tersebut adalah:
Cakra Dasar ; terletak diantara kemaluan dan dubur
Cakra kedua ; terletak di titik kemaluan
Cakra ketiga ; terletak di bagian pusar
Cakra keempat ; terletak di jantung
Cakra kelima ; terletak di leher
Cakra keenam ; terletak di tengah antara kedua alis
Cakra ketujuh ; Cakra Mahkota di atas kepala
Taruhlah ketujuh bunga kantil itu di bawah bantal yang akan digunakan untuk tidur. Langkah selanjutnya, tulis nama wanita yang dituju : Fulan ….binti…..fulan( nama ibunya). Kalimat ini harus ditulis di ibu jari Anda, lalu tulis nama Anda di jari kelingking beserta nama orang tua Anda.
Terus tempelkan jari kelingking dan ibu jari sambil bacakan mantera ini yang sangat langka ini :
Ya munnika
Ya sammu
Ya Ruh si….(sebut namanya) binti….(nama ibunya)
Mabuk gilalah engkau kepadaku
Kemudian baca mantera itu dengan pelan dan penuh perasaan, berulang-ulang, sambil membayangkan wajah orang yang dituju tersebut (maaf) bersetubuh dengan Anda.
Tanda mantera ini bereaksi pada yang dituju, bila getaran jari yang ditempelkan itu semakin kuat dan tidak wajar. Di malam itu, dapat dipastikan si dia bermimpi sedang olah asmaragama dengan Anda.
Ulangi lagi tiap malam hingga batas waktu yang diinginkan. Cukup dengan menulis dan menempelkan kedua jari tersebut, dan membaca mantera sambil membayangkan wajah orang yang dituju yang sedang Anda ajak bercinta sedahsyat-dahsyatnya. Anda bisa melihat reaksinya di pagi hari. So pasti , dia pasti selalu keramas….
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon